• ĐỔI TÊN MIỀN VIETWRITER.PRO SANG vietwriter.co TỪ NGÀY 18/11

New NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR (8 Viewers)

  • Bab 35

Bab 35 Hadiah Darinya





Ariella melihat Madonna menatap dirinya dengan pandangan penuh kebencian, lebih menempel pada Carlson: “Maaf, tolong bantu aku rekomendasikan beberapa syal pria.”





Madonna dengan benci menggigit giginya dan berdiri diam, salah satu staf lain datang dan berkata dengan manis, “Apa itu untuk pacarmu? Pacarmu sangat tampan.”





Ariella tersenyum, tidak mengoreksi.





Ariella memilih syal polos dari sampel yang diambil oleh staf penjualan, merasa bahwa warna dan bahan ini sangat cocok untuk Carlson.





“Bagaimana kalau kamu coba?” Ariella berkedip, memandang Carlson dengan pandangan penuh harap.





Meskipun Ariella tidak begitu mengerti mengenai barang-barang, tapi dia juga tahu bahwa pakaian yang dikenakan oleh Carlson semuanya adalah barang-barang buatan tangan kelas atas, dia khawatir Carlson akan menolak untuk mencobanya.





Ariella menahan napas menunggu jawaban Carlson dan Carlson bahkan langsung mengangguk tanpa berpikir: “Ya.”





Carlson mengangguk menyetujuinya, staf maju untuk membantunya memakainya.





Ariella mengambil syal itu dari staf: “Aku saja.”





Tinggi Ariella kira-kira 168 cm, Carlson memiliki tinggi 188 cm, lebih tinggi 20 cm dari Ariella, meskipun Ariella memakai heels juga jauh lebih pendek darinya.





Carlson sedikit menundukkan kepalanya, agar Ariella lebih mudah untuk memakaikan syal itu, dan karena ini, wajah mereka berdua sangat dekat, bahkan mereka bisa merasakan kehangatan satu sama lain.





Tadinya Ariella sangat fokus, tapi napas Carlson kebetuan berhembus di lehernya, membuat Ariella merasa mati rasa, wajah putih Ariella tanpa sadar memerah.





Madonna yang berada di sebelahnya menatapnya dengan pandangan cemburu, kedua tangan yang berada di sisi tubuhnya mengepal, ingin memisahkan Ariellamenjauh dari sisi Carlson.





Ariella juga menyadari pandangan cemburu Madonna, dalam hatinya berpikir orang ini benar-benar tidak berubah, selalu ingin merebut suami orang lain.





Bibirnya sedikit terangkat, ketika membantu Carlson memakaikan syal, bibir merahnya mencium sudut bibir Carlson.





Ekspresi Carlson sedikit terpana, Ariella segera melangkah mundur, dengan wajahnya yang memerah bertanya: “Apa kamu suka?”





Yang Ariella tanya apakah dia suka atau tidak syal ini, tapi Carlson salah memahaminya, mengira apakah dia menyukai ciumannya atau tidak.





“Suka.” Suaranya rendah dan seksi, wajah yang selalu dingin itu saat ini tersenyum samar, terlihat sangat hangat.





“Kalau begitu kita ambil yang ini.” Ariella memalingkan wajahnya, tidak berani memandangnya.





Harga syal itu 20 juta, dulu walaupun memukul Ariella hingga mati, dia pun enggan untuk membeli yang begitu mahalnya, kali ini demi Carlson, dia menghabiskan banyak uang.





Di hadapan pembeli yang membeli dengan begitu mudahnya, staf juga senang, sikap mereka bertambah ramah: “Nona, syal ini memiliki model untuk pasangan, apa kamu ingin memilih satu?”





Ariella tidak memikirkannya, dengan cepat melambaikan tangan: “Tidak perlu, aku tidak membutuhkannya.”





Jika membeli 1 laigi, akan mengeluarkan uang sebanyak 20 juta lagi, yang berarti dia akan menghabiskan lebih dari setengah gajinya selama hampir dua bulan, dia sangat tidak rela.





Ketika Ariella menolak, malah mendengar Carlson berkata: “Tolong keluarkan syal tipe yang sama model wanita untuk istriku.”





Ketika staf itu mendengarnya, dia segera menyerahkan syal model perempuan: “Ternyata kalian adalah suami istri. Syal ini adalah syal spesial yang dikeluarkan oleh brand kami tahun ini untuk pasangan muda, model ini belum ada tahun-tahun sebelumnya.”





Semua berkata bahwa staf sales adalah orang licik, perkataan ini memang benar adanya, jika perkataan ini dipikirkan secara positif, para pembeli yang mendengarnya juga senang.





Carlson dulu memakai syal, tetapi yang dipakainya adalah buatan yang dibuat dengan sangat hati-hati oleh keluarganya, dibandingkan dengan brand-brand terkenal ini, nilainya juga tidak terkira.





Carlson mengambil syal itu dan memakaikannya pada Ariella, kulit Ariella putih, ditambah dengan syal berwarna biru gelap yang polos ini menambah kesan kulitnya menjadi lebih putih, membuat orang tidak bisa menahan ingin menggigitnya.





Untuk membalas, jadi Carlson juga mendekat pada Ariella dan mencium sudut bibirnya, kemudian dengan suara serak bertanya: “Apa kamu suka?”





Ariella pertama-tama mengangguk, kemudian menggelengkan kepalanya …





Carlson yang melihatnya tersenyum, kemudian berkata: “Tolong bungkus kedua syal ini.”





Ariella meraih tangannya, tetapi ketika melihat pandangan mata Carlson yang mempertanyakan, akhirnya dia kalah darinya.





Paling-paling dia menghabiskan 40 juta untuk membeli dua syal, habis-habisan kali ini, di kemudian hari dia akan berhemat dalam setahun mungkin akan terkumpul kembali, tidak boleh membiarkan Carlson merasa dia pelit.





Carlson memiliki asisten untuk membayar ke mana pun dia pergi, jadi dia biasanya tidak membawa kartu dan uang tunai atau benda lainnya, tentu saja dia tidak memiliki kesadaran diri untuk membayar.





Melihat Ariella melakukan pembayaran dengan kartu, dia juga tidak mengatakan agar dia saja yang membayar.





Selain tidak memiliki kesadaran diri untuk membayar, ada lagi yaitu dia juga telah memberikan kartu kredit bawaannya pada Ariella, kartu ATM di mana terdapat gaji bulanannya juga sudah diberikan pada Ariella, bagaimanapun Ariella ingin menggunakannya itu terserah padanya.





Setelah Ariella selesai menggesekkan kartu, Carlson baru menyadari bahwa Ariella tidak menggunakan kartunya. Pandangan matanya mengggelap, membalikkan punggungnya dan tidak melihatnya, sepertinya dia marah.





Melihat dengan mata kepalanya sendiri kartunya digesek dengan sejumlah besar uang, hati Ariella merasa sakit, dan dia tidak memperhatikan suasana hati Carlson.





Tapi ketika menoleh dan melihat pandangan mata Madonna yang iri, Ariella merasa bahwa 40 juta ini sebanding.





“Carlson, ayo kita pergi.” Ariella mengambil inisiatif untuk merangkul lengan Carlson, sambil berjalan sambil berkata: “Apa kamu benar-benar tidak mengenal staf tadi?”





Carlson dengan datar berkata: “Ada begitu banyak orang yang mengenalku, aku tidak mungkin mengenal semuanya.”





Ariella tertawa bahagia: “Pria yang tidak berperasaan.”





Mengatakan bahwa dia kejam, tetapi hatinya bahkan lebih bahagia dari apa pun.





Madonna berusaha begitu lama untuk mendekati Carlson, tetapi sampai akhir Carlson tidak mengenalnya sama sekali, ini bahkan lebih menyedihkan dibandingkan Madonna terkena tamparan.





Memang benar seperti itu, Madonna mengertakkan gigi menatap punggung mereka, terutama ketika Carlson mengatakan bahwa dia tidak mengenalnya sama sekali, hatinya jengkel dan marah dan juga sangat amat tidak rela.





“Madonna, aku tidak peduli apa yang kamu lakukan dulu, karena kamu bekerja di toko kami maka kamu harus ingat bahwa pelanggan adalah raja, jangan bersikap kekanakan.” Manajer toko memandang Madonna yang wajahnya terdapat raut amarah, tidak bisa menahan untuk memperingatinya.





Madonna menggigit bibirnya tidak berbicara, matanya terus menatap sosok belakang Ariella dan Carlson, beberapa pikiran jahat melintas di benaknya.





Suatu hari, dia akan membuat Ariella ini bertekuk di bawah kakinya.





Carlson adalah dewa super besar di dunia bisnis, berada dalam dunia bisnis, tidak hanya harus memiliki pikiran bisnis yang tajam tetapi juga harus dapat melihat pemikiran orang lain.





Dia tahu bahwa Ariella tadi dengan sengaja mengumbar kemesraan untuk dilihat orang lain, dan juga secara khusus bekerja sama dengannya. Melihat Ariella bahagia,dia juga bahagia.





Namun walaupun bahagia, Carlson juga tidak melupakan hal bahwa Ariella tidak menggunakan kartunya.





Dia dengan tenang bertanya: “Mengapa kamu tidak menggunakan kartu yang kuberikan padamu?”





Apakah Carlson pikir dia tidak ingin menggunakannya?





Itu seharga 40 juta, dia sangat ingin menggunakan kartu Carlson, tapi ini adalah hadiah pertama yang ingin dia berikan kepada Carlson, bagaimana bisa menggunakan uang Carlson untuk membelinya.





Ariella hanya mengerucutkan bibirnya: “Karena ini adalah hadiah yang ingin kuberikan padamu, tentu saja aku harus membayarnya sendiri, dengan begitu lebih terlihat tulus.”
 
Advertisement

Bình luận facebook

Users who are viewing this thread

Back
Top Bottom