• ĐỔI TÊN MIỀN VIETWRITER.PRO SANG vietwriter.co TỪ NGÀY 18/11

New NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR (3 Viewers)

  • Bab 1066

Bab 1066 Konsekuensinya Sangat Serius(2)


Pada saat yang sama, mata Jane melihat pria tinggi itu mendatanginya.


Langkahnya sangat cepat, seketika sampai disampingnya, mata Jane tiba-tibabersinar: “ada pria yang benar-benar tampan, benar-benar pria yang tampan …”


“Aku melihatnya dulu, dia milikku.” Thalia memberikan gelasnya ke pria itu: “Pria tampan, melihat kamu begitu tampan, bolehkan aku mengundangmu untuk minum?”


Pria itu mengerutkan kening dengan wajah cemberut, sedikit berpaling dari tangan Thalia yang terulur, dan memandangi Jane dengan dingin untuk melihat apa yang akan dilakukannya.


Sangat disayangkan bahwa Jane mabuk, karena mabuk sehingga dia tidak bisa melihat kedinginan di mata pria itu, dia hanya tahu bahwa dia sedang menatapnya, pasti menatapnya.


Setiap hari, ia dikatain bukan wanita normal oleh orang lain dan dihina oleh teman-temannya. Tiba-tiba, seorang pria tampan menatapnya. Jane merasa sudah saatnya untuk mengangkat alisnya.


Tetapi tepat ketika dia ingin mengatakan sesuatu, Thalia bejalan ke depannya dan menerkam ke pria tampan itu lagi: “pria tampan, dia cantik apanya, Lihat aku.”


Lelaki itu lagi-lagi menghindari Thalia, dimatanya yang gelap ada banyak kekejaman.


Adegan ini jelas tertuju ke mata Jane, yang membuatnya tertawa: “hahaha…….Thalia, dia tidak menginginkanmu tidak menginginkanmu………… hahaha, dia menatapku, dia menatapku, kamu kalah lagi. Siapa yang bilang bahwa Nona bukan wanita feminim dan tidak disukai pria……… pangeran,Rino, kalian berdua buka mata dan lihat aku dengan jelas.”


Thalia menatap Jane dengan marah: “pergi kamu, jangan bikin masalah disini.”


“Thalia, dia datang untukku. Bukannya kamu menginginkan keluarga Tanjaya, aku akan menemukan cara agar dia mengajakmu ketempat tidur nanti, yang ini kamu jangan berdebat denganku.” menenangkan Thalia, Jane mengambil botol bir, berjalan ke sisi pria itu, tiba-tiba meraih dagunya, dan memuntahkan birnya, “pria tampan, beri tahu mereka bahwa kau ada di sini karena untukku.”


Tentu saja dia datang untuknya……… melihatnya mabuk, melihat wanita itu menggoda pria, mendengar rencananya untuk membawanya kekasur wanita lain………… masih banyak yang tidak dia ketahui.


Jane mengelus-elus garis besarnya: “pria tampan, kau bicara.kamu jang berpikiran sam dengan mereka menganggap aku bukan wanita feminim.”


“Ini milikku. Aku melihatnya lebih dulu. Kamu tidak bisa merebutnya …” Thalia menerkamnya lagi, melihat bahwa Jane akan segera ditabrak, pria itu meraih pinggang Jane dan membawanya untuk bergerak dua langkah ke samping, untuk menghindari Thalia lagi. Kekejaman di matanya bertambah ganas.


“Pria tampan, kau menyukaiku, kan? ekkkk …” Jane meminum sebotol bir dan menyemprotkan bir ke wajah pria itu: “Terima kasih sudah menyukaiku! Beri tahu aku bahwa tidak semua pria buta!”


“Anak muda, jangan manfaatkan bos kita saat dia mabuk. Berikan dia kepadaku.” pangeran agak sadar dan melihat bahwa Bosnya dipegang oleh pria lain, mencoba untuk mendapatkannya kembali.


“Hush, jangan berisik! Biarkan dia memelukku, aku suka bau dia.” Jane menghentikan pangeran, masuk ke lengan pria itu dan memegang pinggangnya dengan erat.


“Bos …” pangeran masih ingin mengatakan sesutau, tetapi dia dihentikan oleh dua tatapan mata yang tajam.


Melihat dia mabuk dan dipeluk oleh pria yang tak dikenal, bara api membakar dada Sebastian : “Jane !”


“Ah………… kamu tahu namaku! Kamu sudah tahu namaku, kamu pasti sudah lama menyukaiku.” Mendengar namanya, hati Jane memantul, wajahnya menjadi jelas, wajahnya muda, cerah dan tampan. “Kak Feng, kamu sudah kembali?”


Kak Feng!


Pada saat mendengar tiga kata ini, tubuh Sebastian memancarkan suasan dingin yang menakutkan, yang membuat orang-orang di sekitarnya secara tidak sadar menggigil.


Dan pada saat ini, Jane melakukan hal lain, dia berjinjit, mengangkat bibir merah mudanya dan mencium bibirnya: “Aku sangat menyukaimu, sangat menyukaimu …”


Berkelahi, minum, mabuk, dan menganggapnya sebagai pria lain……… di hati Sebastian bukan hanya tentang sepuluh dosa Jane, tapi dia berencana untuk memberinya kesempatan: “Jane, tahu gak kamu siapa orang terdekat kamu?”


“Siapa kamu? Ya, siapa kamu?” Dia berkedip, menggaruk kepalanya dan berpikir serius, “kamu adalah Kak Feng.”


“Bagus sekali!” Seperti yang diharapkan, dia dianggap sebagai pria lain.


“Tidak, kamu bukan Kak Feng, Kak Feng tidak bisa galak denganku.” Jane bersendawa lagi dan menggelengkan kepalanya untuk menatapnya, “Aku mengerti betapa familiarnya kamu. Siapa kamu sebenarnya? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?”


“Kamu bilang siapa aku?” Mata Sebastian tajam, dan Jane sedikit gemetar, “berhenti bermain, berhenti bermain, dan terus minum.”


“Bagaimana mungkin aku tidak main. ayo kita pulang dan main yang benar.” Setelah selesai berbicara, Sebastian mengangkat Jane dan melangkah keluar.


Dia menggantung terbalik di bahunya dan merasakan pusing dikepalanya: “teman-temanku, sepertinya aku akan ditangkap oleh orang jahat, tolong bantu aku!”


“Bos …” Pangeran dan Rino menyaksikan Jane dibawa pergi, tetapi tidak ada yang berani menyelamatkannya. Pria barusan itu sangat besar sehingga mereka tidak bisa menghadapinya.


“Pria tampan, kemana kamu membawaku? Apakah kamu benar-benar menyukaiku? Tapi, tapi sepertinya aku …” baru mau berkata, alkohol di dalam tubuhnya terasa tidak nyaman, dan dia meludah.


Sebastian tidak siap, dia muntah dibadannya, wajahnya sangat marah, berteriak, “Jane, kamu wanita bodoh, kamu sengaja kan!”


Wah wah wah……… Jane sama sekali tidak tahu Sebastian sedang marah, dia merasa lebih nyaman setelah muntah, dia bergantungan di bahu Sebastian dengan nyaman: “kamu jangan galak galak lah! Pria yang galak tidak disukai orang.”


Sebastian melemparkannya ke bawah, dengan segera melepas bajunya dan melemparkannya ke tempat sampah, wanita ini membuatnya merasa jijik.


“Tuan.” Supir Sebastian yang sedang menunggu diluar dengan segera memeberikan pakaian bersih dan sebotol air, “ini mau gak bilas mulut Nona Jane?”


Sebastian mengenakan kemejanya, mengambil botol air mineral dan menyerahkannya pada Jane : “minum airnya dan bilas mulutmu.”


Jane tidak bisa berdiri denga stabil dan terjatuh ke dalam pelukannya: “air? Tidak, aku tidak minum air. Abas, beri aku dua cangkir Iloveyou 3000, hari ini aku dengan Thalia tidak akan pulang sebelum mabuk.”


“Jane !” Sebastian dengan wajah suram, mencoba mencekik wanita mabuk ini beberapa kali.


“Jangan berteriak sekeras itu, aku bisa mendengarmu. Aku mengantuk dan ingin tidur.” dia berbaring di lengannya, menggosok, mengubah posisinya menjadi lebih nyaman, dan benar-benar tidur.


“Jane, kamu sangat baik!” Setelah mabuk dia tidak jaga oleh orang asing itu, Sebastian melihat Jane yang mabuk dalam pelukannya, ada satu kesalahan lagi yang tidak bisa dimaafkannya.


Sebastian memeluk Jane, dengan dingin dia melihat ke pengemudi: “Ayo jalan, kita pulang.”
 
Advertisement

Bình luận facebook

Users who are viewing this thread

Back
Top Bottom